Hukum & Kriminal

Pelajar Madura Singkap Rok, Bapak Ngamuk Sabetkan Kabel, Salah Sasaran

Diterbitkan

-

KABEL : Korban AN (12) saat menunjukkan tanda bukti lapor di Polres Sampang dan foto luka memar di tubuhnya. (zyn)
KABEL : Korban AN (12) saat menunjukkan tanda bukti lapor di Polres Sampang dan foto luka memar di tubuhnya. (zyn)

Orang Tua Korban Minta Kejelasan Penanganan Kasus Kekerasan Anak

Memontum Sampang – Keluarga korban kekerasan terhadap anak yang terjadi kepada AN (12), meminta kejelasan penanganan kasus Polres Sampang atas laporan yang dilayangkan pada, Sabtu (14/12/2019) siang. Berawal dari pelajar singkap rok perempuan berujung kekerasan. Sayangnya, penganiayaan itu salah sasaran.

Kronologisnya, Jumat (13/12/2019) pagi, di SMP Negeri Satu Atap, Pandiyangan, Kecatamatan Robatal, Kabupaten Sampang terjadi pelecehan terhadap E yang dilakukan oleh AL dengan menyingkap roknya dari belakang.

SABET : Tampak punggung AN setelah dipukul dengan kabel oleh Terlapor (ist)

SABET : Tampak punggung AN setelah dipukul dengan kabel oleh Terlapor (ist)

Kejadian tersebut dilakukan sebelum pelaksanan ujian semester dimulai. Merasa tidak terima atas perlakuan AL kemudian E melawan dan terjadilah perkelahian, sehingga dilerai gurunya.

Kemudian, E mengadu ke orangtuanya. Lalu, tanpa menanyakan lebih lanjut siapa yang telah melecehkan anaknya, Sidi sebagai terlapor dan selaku orang tua dari E langsung memukuli AN menggunakan kabel. Padahal AN bukanlah pelaku dari pelecehan tersebut.

Atas pemukulan tersebut, AN mengalami luka memar di sekujur tubuhnya yakni di dada, punggung dan paha. Merasa tidak terima apa yang dilakukan oleh Sidi.

Advertisement

Orang tua dari AN yakni Rahmat melaporkan atas kejadian tersebut kepada Polres Sampang. Namun hingga kini belum ada kejelasan terkait dengan penanganan kasus tersebut.

Rahmat mengatakan, ingin meminta kejelasan daripada Polres Sampang atas penanganan kasus tersebut. Sebab AN kini mengalami trauma, sehingga enggan untuk masuk sekolah.

“Sekarang kan sudah masuk sekolah, tapi anak saya ini tidak mau masuk sekolah, karena takut nantinya dipukuli lagi,” ungkapnya kepada Memontum.com saat diwawancarai di rumah kediamannya.

Kemudian, Rahmat berharap ada titik terang dari penanganan kasus tersebut. Supaya ada efek jera terhadap Terlapor, sehingga tidak menjadi efek domino dengan kasus yang sama.

Advertisement

“Kalau ini dibiarkan, nantinya yang lain akan melalukan hal yang serupa. Karena dianggap sah-sah saja melakukan kekerasan terhadap anak,” tandasnya.

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Sampang, AKP Subiyantana belum ada jawaban saat dihubungi melalui telepon selulernya. Hingga berita ini ditayangkan, upaya konfirmasi masih tetap dilakukan. (zyn/oso)

 

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas